Tuesday, October 29, 2013

Let's Share the Love

Menonton televisi ternyata tidak selamanya buruk. Belakangan setiap pagi saya selalu menyalakan salah satu channel tv berita pagi. Awalnya hanya supaya ada suara lain yang saya dengar selain suara mobil yang lewat di luar sana dan juga update ramalan cuaca hari itu supaya tidak salah kostum. :D.Lama-lama ternyata ada lagi pelajaran berharga yang bisa saya ambil dari tontonan ini.

Setiap hari di acara tersebut selalu diselipkan kisah tentang orang-orang biasa yang membuat berita. Bukan karena sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada mereka tapi karena mereka melakukan sesuatu yang biasa namun ternyata luar biasa.

Seperti pagi ini, ditayangkan video yang sedang ramai dilihat orang di internet. Video ini tentang reaksi seorang bapak sepulang dari kantor yang diberitahukan bahwa anak laki-lakinya lulus ujian matematika. Melihat video-nya saya tidak kuasa tertawa terbahak-bahak. Bapak ini terkejut, memeluk anaknya, tertawa, melihat kertas ujian, memeluk lagi anaknya dan kembali tertawa terpingkal-pingkal melihat hasil ujian anaknya mendapat nilai C (cukup sebagai syarat kelulusan). Ia begitu gembira namun juga hampir tidak percaya anaknya bisa dapat C, "Are you sure?" begitu ia sempat bertanya dengan mimik muka tidak percaya.

Kalau hanya melihat videonya saja kita paling hanya akan tertawa lucu lalu melupakannya. Namun, stasiun tv ini mengundang bapak dan anak ini untuk wawancara jarak jauh karena mereka tinggal di UK sementara stasiun tv ini ada di NYC, USA. Saat ditanya mengapa sang bapak sampai bereaksi seperti itu, anaknya mengatakan ayahnya memang orang yang emosional makanya ia sengaja merekam momen tersebut. Sang bapak selanjutnya menjelaskan bahwa matematika selalu merupakan subyek yang berat bagi sang anak. Di ujian sebelumnya sang anak mendapatkan nilai F. Oleh karena itu ia mendampingi dan membantu anaknya belajar untuk ujian perbaikan sehingga saat mendapat nilai C, hal tersebut merupakan suatu pencapaian besar bagi mereka berdua. Sementara bagi sang anak, lulus mata pelajaran matematika merupakan saat yang sangat berarti dalam hidupnya yang ia ingin membaginya dengan banyak orang.

Wow, saya terpana menontonnya. Saya melihat orang tua yang sangat mencintai anaknya dan anak yang sangat mencintai orang tuanya. Cinta orang tua yang ditunjukkan dalam dukungannya menemani dan membantu anaknya belajar, mengapresiasi usaha yang dilakukan anaknya, ikut merasakan kesulitannya di sekolah dan juga kegembiraannya saat berhasil dalam ujian. Bagi banyak orang, nilai C bukan apa-apa. Malah tidak sedikit yang merasa tertekan bahkan kecewa mendapatkan nilai C. Tapi orang tua ini sangat mengerti bahwa bukan itu yang paling penting. Usaha dan kegigihan dalam mencapainya yang lebih berarti. Ia tidak memaksakan sang anak untuk menjadi brilian di pelajaran matematika. Ia hanya ingin anaknya lulus agar anaknya dapat melanjutkan kuliah di bidang yang disukainya yaitu memasak. Demikian pula terlihat cinta dari sang anak yang mau maju berperang pantang mundur mengalahkan "musuh"nya dan tidak mengecewakan orang tuanya. Saat wawancara ia sempat mengucapkan bahwa "He is a great dad" sambil menyentuh hangat tangan sang ayah.

"There are so many loving people out there and I'm happy to share this with you" demikian kata penutup dari sang ayah.

No comments:

Post a Comment