Saturday, October 26, 2013

Kekuatan Kata-kata

Saya sering mendengar kalau orang Amerika suka ngomong. Dalam pekerjaan saya sebelumnya, saya lihat mereka memang pandai sekali dalam melakukan presentasi. Di kantor saya, apabila ada presentasi dari orang-orang bule, saya selalu terkesan dengan cara mereka menjelaskan materi presentasinya. Sangat meyakinkan. Selain dari presentasi para bule, otomatis tidak ada lagi bukti dari pendapat bahwa orang Amerika suka ngomong.

Sampai akhirnya saya tingal di USA selama beberapa tahun. Di awal-awal kami pindah, saya sering kaget menjumpai tetangga-tetangga kami yang selalu menegur dan melambaikan tangan apabila berpapasan di dalam kompleks apartemen padahal kami tidak mengenal mereka sebelumnya. "Good morning", "how are you", atau sekedar "Hi" terucap dari mulut mereka. Ini merupakan pengalaman yang cukup mengesankan bagi saya yang selama tinggal di Jakarta jarang sekali mendapatkan sapaan hangat dari orang-orang yang tidak saya kenal.

Orang Amerika juga spontan dalam mengungkapkan apresiasinya. Seringkali saya mendapat pujian dari orang asing yang saya temui entah di supermarket, toko buku, sekolah anak, restauran bahkan di rumah sakit. Apabila melihat sesuatu yang mereka sukai, mereka tidak segan-segan untuk menyampaikannya. Entah sepatu yang kita pakai, baju, tas, asesoris, sampai scarf untuk menutupi kepala botak saya setelah kemo pernah mendapat pujian. Ini tidak hanya terjadi pada saya. Teman-teman kami dan keluarganya sesama orang Indonesia di sini juga menceritakan hal yang sama. Mereka seringkali terpana mendapat pujian yang tidak disangka-sangka. Komentar seperti "That's a beautiful brooch", " I like your shoes" , "Your boots are so cool, I want to ask my dad to give me that on my birthday", dll.

Bisa saja kita curiga bahwa pujian tersebut tidak tulus. Jika yang mengatakannya adalah front officer dari hotel yang kita tinggali, atau dealer mobil, atau pramugari, atau customer service di department store, tentu kita percaya bahwa mereka hanya menjalankan tugasnya untuk bersikap manis dan ramah terhadap pelanggan. Namun jika yang mengatakannya adalah orang yang tidak memiliki kepentingan dengan kita, bagaimana kita tidak merasa tersanjung. Bagaimana saya tidak berbunga-bunga saat seorang perempuan muda khusus menghampiri saya hanya untuk mengatakan"I have to tell you this, your purse (handbag, orang Amerika bilang tas wanita purse bukan handbag seperti di Inggris) is so cute. I got the same line but yours is cuter. Oh and look you have the watch too!". Wanita mana yang tidak mengembang hatinya mendapat komentar spontan seperti itu dari wanita lain.

Komentar-komentar ringan dan spontan seperti itu terkadang bisa memberikan impak yang sangat mendalam. Setelah didiagnosa terkena penyakit serius seperti kanker PD, tidak aneh jika muncul pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang telah saya perbuat hingga saya mengalaminya, apa dosa saya. Namun pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang seringkali justru membuat perasaan pasien semakin terpuruk dan merasa dirinya tidak sebaik yang lain. Pada beberapa kasus bisa membuat depresi dan kondisi kesehatan yang memburuk.

Kemarin di rumah sakit saat saya menunggu radiasi, salah seorang pasien mengatakan sesuatu yang akan saya ingat selamanya. Itu pertemuan kedua saya dengannya. Sebelumnya kami sempat bertukar cerita tentang penyakit yang kami derita masing-masing dan sekilas latar belakang kami. Saat bertemu untuk yang kedua kali ia mengatakan, "Hi, how are you? Your story touched me, you are always in my prayer. Having to send your baby away must be really hard. You are so strong. You must be a special woman.". Mata saya berkaca-kaca mendengarnya. Selama ini, meskipun saya selalu yakin bahwa Allah SWT memberikan ujian ini sesuai kemampuan saya, bahwa penyakit ini juga merupakan bentuk ujian untuk menjadi manusia yang lebih baik, namun mendengar ada orang lain yang tidak saya kenal, mengatakan bahwa saya wanita spesial, tetap saja menyentuh hati saya sedalam-dalamnya.

Seperti pepatah mengatakan lidah bisa setajam pedang, lidahmu harimaumu, kata-kata yang kita ucapkan bisa membekas di hati orang yang mendengarnya, selamanya. Bisa menyakiti namun bisa juga membesarkan hati. Semua tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kalau senyuman saja bisa membuat orang lain bahagia, apalagi kata-kata manis kita yang terucap dengan tulus. Mungkin tidak hanya membuat hari-hari seseorang cerah ceria namun bahkan bisa merubah hidupnya selamanya.

3 comments:

  1. that is so true dek I agree with you... dan baca cerita kamu bener2 seperti baca kisah inspiratif yg ditulis oleh seorang writer yg udah nulis byk buku best seller hehe... you are very talented.. gout byk belajar dari kamu ..Allah bless you my dear..., kiss & hugs muach

    ReplyDelete
  2. you are a very special woman, honestly...without any hidden agenda on saying this....

    ReplyDelete
  3. Ha3... Km bisa aja mbak. Gout biasanya nulis catatan kuliah sama "Catatan" kantor kok. Alhamdulillah skrg ada kesempatan menuliskan catatan perjalanan hidup ;) alhamdulillah kl km suka dan ada manfaatnya utk km ;) Dineeeee! Hi3... Km sempet baca blog-ku jg toh. Makasi utk supportnya ya Din. I believe we are all special in our own way ;)

    ReplyDelete