Saya tidak pernah membayangkan akan tinggal di USA selama lebih dari 3 tahun. Saat saya sedang kuliah di London, saat tengah jatuh hati terhadap segala yang berbau Eropa, saya sempat berkata pada diri sendiri bahwa negara terakhir yang ingin saya kunjungi adalah USA. Saat itu saya tidak melihat ada hal menarik untuk dilihat di USA.
Namun seperti orang tua bilang, jangan terlalu berlebihan apabila kamu tidak menyukai sesuatu karena biasanya hal itu justru akan datang kepadamu. Dan benarlah, 2 tahun setelah menikah, kami pindah ke USA menyusul penugasan dari kantor suami saya.
Selama tinggal di sini, lama kelamaan kami mulai melihat hal yang selama ini tertutupi dari pandangan kami. Saya dan suami sering sekali berbincang dan membahas hal-hal yang menarik perhatian kami. Salah satu dan yang paling sering muncul dalam pembicaraan kami adalah apa yang membuat negara ini menjadi super power di dunia.
Sering kita baca di media massa, USA memang maju namun selalu menghadapi berbagai permasalahannya sendiri. Dari sisi perekonomian, tidak henti-hentinya China dikatakan sebagai kekuatan baru yang mengancam dominasi negara-negara Barat (USA dan Eropa secara umum). Dari sisi akademis, anak-anak di kota besar Asia Timur (Shanghai, Singapore, Seoul, dst) diberitakan lebih unggul dari anak-anak di USA dalam bidang ilmu pasti dan pengetahuan alam. Belum dari banyaknya bencana alam di sini, dari yang tidak pernah saya lihat di Indonesia seperti tornado dan hurricane, sampai yang umum terjadi di nusantara seperti gempa, banjir dan wildfire.
Sampai suatu saat kami menonton film seri yang berjudul "America: The Story of Us". Film ini menceritakan sejarah USA dari mulai awal berdatangannya imigran-imigran dari Eropa, terbentuknya negara USA, Civil War, Great Deppression, hingga era teknologi informasi saat ini. Dari sana, saya dan suami menyimpulkan terdapat hal-hal khususnya dari sisi karakter yang membuat negara ini begitu kuatnya.
Pertama, dari awal terbentuknya negara ini imigran-imigran yang berhasil sampai di benua ini adalah orang-orang yang berjiwa sangat kuat, yang berani meninggalkan negaranya, berlayar menyebrangi samudra luas untuk sampai di wilayah yang sama sekali tidak terbayangkan. Keberanian, kekuatan tekad, dan kepercayaan akan adanya harapan akan kehidupan yang lebih baik, membawa mereka sampai dan bertahan bahkan berkembang di benua ini.
Kedua, agresivitas. Dalam menaklukan benua baru, tidak dapat dipungkiri bahwa agresivitas ada dalam darah mereka. Penduduk dan pemilik asli benua ini yaitu suku Indian dibuat berada dalam kendali. Kekuasaan atas tanah dan semua yang berada di atas dan di dalamnya mereka ambil alih. Melihat bagaimana negara-negara Eropa menguasai berbagai negara lain di dunia silih berganti sejak jaman Yunani, Romawi hingga masa-masa imperialisme, tidak heran jika imigran-imigran Eropa ini juga memiliki dorongan kuat untuk menaklukan bangsa lain yaitu penduduk asli Amerika.
Selanjutnya, kami juga melihat adanya resilience yaitu kemampuan untuk terus bangkit setiap saat terjadi musibah/ bencana. Benua ini bukan benua yang relatif aman dan tenang seperti Eropa. Seperti telah saya sebutkan sebelumnya, berbagai bencana alam terjadi di sini. Selama kami tinggal di sini, kami menyaksikan sendiri (meskipun hanya lewat TV) bagaimana masyarakat USA tidak pernah patah semangat membangun kembali rumah, sekolah, kantor, toko, kota, kehidupan mereka setelah bencana datang menghancurkan semuanya. Berkali-kali setiap saat sehabis bencana, media massa melaporkan bagaimana kerusakan yang terjadi dan selalu disertai komentar para korban yang menyatakan bahwa mereka akan membangun kembali apa yang sebelumnya mereka miliki.
Alam yang tidak terlalu ramah, disikapi sebagai tantangan oleh mereka. Bukannya lari menghindar, mereka memutar otak dan mencari cara bagaimana mengatasinya. Ilmu pengetahuan berkembang hingga kondisi cuaca dan perubahannya selalu dapat dipantau dan diprediksi hingga sebelum hurricane datang, penduduk dapat diinformasikan langkah apa yang harus disiapkan. Untuk yang belum bisa diprediksi dengan lebih tepat, diciptakan bangunan-bangunan yang lebih tahan gempa dan bungker untuk berlindung dari tornado. Kreativitas dan inovasi menjadi bagian dari kehidupan sehingga ilmu dan teknologi mereka selalu menjadi yang terdepan mulai dari ilmu dan teknologi luar angkasa, alat dan obat-obatan untuk kanker hingga barang yang kita nikmati sehari-hari seperti film dan tablet komputer.
Semangat kolektivitas/kebersamaan. Meskipun sering saya dengar bahwa orang Barat lebih individualis dibanding orang timur, pada kenyataannya hal tersebut tidak saya temui di sini. Orang Amerika sangat senang menjadi sukarelawan, banyak sekali saya temui kegiatan-kegiatan dimana orang-orang yang bekerja adalah sukarelawan. Menjaga perpustakaan, menjaga anak-anak sekolah yang sedang piknik, membersihkan jalan, memberikan konseling pada pasien baru di rumah sakit, hingga membangun rumah untuk orang yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga sukarelawan. Hal ini tampaknya didorong oleh semangat untuk memberi kepada komunitasnya. Apalagi jika terjadi suatu bencana atau kecelakaan yang menimpa orang banyak, masyarakat sangat antusias untuk datang membantu. Pengumpulan dana untuk korban dengan cepat mencapai angka-angka fantastis.
Terakhir, insecurity atau perasaan selalu dalam kondisi yang tidak aman. Sering kita dengar bahwa kita perlu ke luar dari comfort zone kita untuk menjadi lebih maju. Ini tidak hanya berlaku untuk perorangan tapi juga organisasi dan negara. Pada level perorangan, sistem tenaga kerja di sini yang membuat perusahaan dapat dengan mudah memberhentikan pegawai, membuat para pegawainya selalu berusaha bekerja dengan baik agar tidak dipecat. Pada level masyarakat, self critics adalah hal yang biasa. Berbagai sistem dan kondisi masyarakat seringkali dikritik dan dianggap kuranga baik. Pada level negara, menurut saya, negara ini selalu mempunyai "musuh". Setelah Perang Dunia, muncul Perang Dingin, lalu sekarang Perang melawan Terorisme. Perang-perang ini pada intinya membuat mereka merasa terancam sehingga tidak tertidur dan tenggelam. Dengan merasa ada ancaman, mereka selalu berpikir dan berusaha untuk menjadi yang paling baik sehingga tidak heran jika saat ini kita menyaksikan negara ini menjadi satu-satunya negara super power di dunia.
No comments:
Post a Comment